administrator

D alam bahasa manca harus kusapaU ntuk bahas sebuah temaT ak pelak diri menduajaA gar rekognisi nampak mendunia U nggulkan diri pada Citra WidyaD harma menumbuh dalam PujanggaB hinneka dalam khasanah berbangsa D engan percaya diri menyapa tetanggaI ringkan mereka menjadi sumber pustaka I hwal pandemic menjadi temaC atur berwarna ucap tatap mukaH asrat tertuang […]

A sap kabut nampak menderaS uatu pagi yang tak berasaA da kabar tak berupa wartaM enyelinap dan tersela J ejaring rapuh laba labaA da bergayut diatas kepalaW aspada diri tentang maknaA taukah ini isyarat lara D amai menepi tak terbacaI barat embun yang tak menyapa K ucoba menghirup dalam tanyaU sai menghebus angina berhawaA gar

A ndai bunga cheri merah meronaP arasmupun nampak di bianglalaR indu menyapa di sebuah masaI ndahnya gandeng tangan berduaL ewati senja di pesisir mediterania I majinasi kadang harus merendaN ampakkan episode kita berdua L entik bulu matamu coklat jinggaO lah rasa mawar merah mudaV oici …… dadaku bergetar membaraE ntah kapan kita boleh lagi bersua

R untut terbaca di paras meronaE lok sapa untuk berasaK uyakinkan langkah arah citaA ndaikan esok sebuah sapaM engharap itu sebuah dharma D etak menderu di relung maknaI ngatkan diri untuk tak alpaR unut mengeja deret aksaraI baratkan kalimat menjadi pusaka S eperti semangat di ujung purnaA sah diri bermasa mahasiswaP atuh menuang ilmu dalam

A nggun pada kesan pertamaN ampak merona Paras Purnama N yaman dan damai di sisimuI ngatkan taqwa dan Rahman MUS eperti epidose sesaaterbatas waktuA ndaikan masih boleh merindu, di penghujung utara benuamu D amai terkesan dalam komunikasiU nggah ungguh seorang anak islamiL ebih berwarna seperti batik, kota santriU jud nyata dalam komunikasi K usapa engkau

U nggulkan Pawiyatan bernapas IslamiM enapak Dharma ke duli Ibu PertiwiS urakarta menjadi tonggak Jati Diri R ancak bergandeng bentengi iman diriA manah hayat dalam tafsir ilmiI katkan generasi muda berdiri mandiriH arkat hidup untuk mumpuni C ampus candradimuka bentuk pribadiI radat seorang hamba nan insaniT awakkal penanda perjuangan suciR engkuh ilmu hingga alumniA lumni

S eperti kemarin engkau menyapaA dakah tanya tentang usiaU sai dharma tak menyurut asaH ijau birupun tergenggam dalam cerita D amai rasanya melihat IbundaA njungkan nada dalam sebuah gitaR enyah terdengar di telingaM enepis batas tentang dharmaA ndaikan ini bukan sebuah purna I nsan terlahir dalam alpaB erbakti menghamba untuk pahalaU sia jualah penyapih agenda

S etes air mata jatuh di pipiA manah luruh di ujung tepiT ampak tersamar di ujung sisiU bah hati dalam emosi S enyummu tak luntur di kelam masaE ntah kapan kita khan kembali bersuaL enganku memeluk bayangmu yang mayaA ndaikan waktu boleh bertukar masaS ungguh hati menawar kuasaA palah artinya itu semua N yaman terasa

S empurna sudah dalam nyawijiA manah yang terpahat dalam hatiT ebarkan saja jala untuk mengabdiU sah peduli umpan tak bertepi D harma sudah tertakdir SANG KUASAI barat Tanya berujung fatwaR unduk dan sujudlah dihadapanNyaI nilah ArsY Sang Maha S auh terangkat bahtera melajuA rahkan saja haluan menelusur waktuT epi pantai jangan lagi dirinduU saikan dharma

S emburat rembulan nampak sayuE ling di keheningan rinduP ersembahan diri nan sahduI ngin bercerita sebuah windu D amai menyejuk dalam kalbuI barat air terendam sewindu H asrat seperti terpekur maluA rahkan mata hati agar tak bersembiluT eduh mendamba dalam waktuI ringkan diri agar tawadhu T unai sudah munajat di sepertiga waktuE mosi datar tanpa