KPPTI 2025 Sukses Digelar: LLDIKTI Wilayah VI Bersama Perguruan Tinggi Jawa Tengah Tegaskan Komitmen Riset dan Inovasi

Surabaya, 19-21 November 2025 – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI turut hadir pada gelaran Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025) atau Indonesia Higher Education Summit (IHES) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada 19–21 November 2025 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kepala LLDIKTI Wilayah VI hadir langsung bersama 25 pimpinan perguruan tinggi di Jawa Tengah sebagai bentuk dukungan terhadap agenda strategis nasional dalam penguatan ekosistem pendidikan tinggi, riset, inovasi, dan transformasi kepemimpinan kampus.

Mendiktisaintek Tegaskan Kampus sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Bangsa

KPPTI 2025 dibuka oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, yang menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak boleh lagi menjadi “menara gading”, tetapi harus hadir sebagai pusat kolaborasi, inovasi, dan penggerak pembangunan ekonomi di daerah.

Menteri Brian menekankan pentingnya kolaborasi riset, penguatan delapan industri strategis nasional (energi, pertahanan, digitalisasi, hilirisasi, kesehatan, pangan, maritim, dan manufaktur maju), serta dorongan riset fundamental yang berdampak nyata bagi masyarakat.

“Riset kita harus berorientasi hasil, bukan hanya publikasi. Kampus harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, seperti Stanford — Silicon Valley. Ekosistem pendidikan tinggi yang kuat adalah fondasi Indonesia Emas 2045,” tegas Menteri Brian.

Pada sesi pembukaan, LLDIKTI Wilayah VI mengikuti forum penguatan tata kelola, diskusi mengenai relevansi kurikulum dengan industri, serta konsolidasi implementasi kebijakan lintas perguruan tinggi. Kehadiran pimpinan PTS/PTN dari Jawa Tengah menjadi momentum untuk menyelaraskan strategi wilayah dengan agenda nasional seperti penguatan riset berdampak, pemadanan industri, dan percepatan capaian Indonesia Emas 2045.


Riset Berdampak Jadi Sorotan: BRIN Tekankan Kolaborasi Nasional

Memasuki hari kedua, KPPTI 2025 berfokus pada pemaparan gagasan strategis mengenai riset dan inovasi. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, dalam keynote speech menekankan bahwa perguruan tinggi adalah katalis transformasi sosial, ekonomi, dan peradaban. Dengan APK Perguruan Tinggi baru mencapai 32%, perguruan tinggi harus mempercepat perubahan melalui reformasi kebijakan akademik, penguatan kompetensi lulusan yang sesuai kebutuhan industri, serta inovasi model pembelajaran.

Kepala BRIN Arif Satria menekankan kolaborasi riset nasional dan pemanfaatan fasilitas riset berbasis laboratorium modern. Sesi berikutnya menghadirkan Ketua MWA ITS Mohammad Nuh, yang mendorong penguatan budaya ilmiah, kepemimpinan transformasional, serta kapasitas human capital untuk menghadapi tantangan global. Delegasi LLDIKTI VI mengikuti secara aktif seluruh sesi, termasuk forum diskusi mengenai riset terpadu dan pengembangan SDM dosen. Tim dari Jawa Tengah juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin kerja sama riset dan membuka akses kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi lain.

Arif menyampaikan bahwa fasilitas riset BRIN — termasuk fasilitas hidrodinamika kelas dunia di Surabaya — harus dimanfaatkan perguruan tinggi secara maksimal untuk memperkuat ekosistem ilmu pengetahuan dan teknologi nasional. Pada sesi plenari lainnya, Ketua MWA ITS Mohammad Nuh menegaskan bahwa kampus harus menjadi penjaga optimisme bangsa. Ia mendorong penguatan budaya ilmiah, kepemimpinan transformasional, serta pengembangan human capital yang adaptif, empatik, dan inovatif. Staf Khusus Mendiktisaintek Bidang Riset dan Pengembangan, I Gede Wenten, juga menekankan perlunya rekonstruksi pola riset nasional dan pentingnya budaya ilmiah sebagai fondasi universitasi berbasis riset (research university).

Sesi Plenari II membahas pentingnya inovasi pembelajaran, digitalisasi, dan relevansi lulusan. Guru Besar Universitas Terbuka Paulina Pannen menggarisbawahi peran MOOCs, hybrid learning, dan kebijakan mikro-kredensial dalam memperkuat daya saing lulusan. Rektor Universitas Trisakti Kadarsah Suryadi menambahkan bahwa perguruan tinggi kini memasuki era entrepreneurial university, di mana riset dan inovasi harus menghasilkan manfaat bagi masyarakat.


Penegasan Komitmen, Rekomendasi Akhir, dan Arah Implementasi

Hari ketiga berlangsung dengan penajaman rekomendasi dan penyampaian komitmen bersama untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi Indonesia. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menyampaikan bahwa perguruan tinggi harus menjadi motor perubahan peradaban melalui pembelajaran inovatif, riset terarah, dan konektivitas global. Wamen Stella menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah penguatan riset dan kolaborasi internasional, karena inovasi yang lahir dari kampus terbukti berkontribusi langsung pada peningkatan GDP. Ia menyoroti pergeseran global menuju model research university yang menjadi fondasi kemajuan negara maju, serta menegaskan bahwa kolaborasi lintas negara mampu meningkatkan kualitas riset dan sitasi hingga puluhan persen. Dengan tantangan masih rendahnya proporsi dosen bergelar doktor dan kualitas publikasi nasional, Kemdiktisaintek mendorong perluasan beasiswa doktoral, program pembinaan akademik kelas dunia, serta penyediaan pendanaan riset yang meningkat signifikan. Melalui penguatan ekosistem riset, jejaring global, dan budaya inovasi, pemerintah memastikan perguruan tinggi Indonesia mampu bersaing dan memberi dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.


LLDIKTI Wilayah VI: Perkuat Kolaborasi Jawa Tengah dalam Agenda Transformasi Nasional

Kepala LLDIKTI Wilayah VI menyampaikan bahwa kehadiran 25 pimpinan perguruan tinggi swasta dari Jawa Tengah dalam KPPTI 2025 menunjukkan komitmen kuat wilayah untuk ikut serta dalam agenda perubahan nasional. LLDIKTI Wilayah VI bersama delegasi perguruan tinggi Jawa Tengah mengikuti forum finalisasi rekomendasi, termasuk pembahasan percepatan digitalisasi pembelajaran, peningkatan mutu riset, serta penguatan kerja sama industri. Kegiatan ditutup dengan pernyataan komitmen kolaboratif untuk memastikan hasil KPPTI dapat diimplementasikan secara nyata di masing-masing wilayah, termasuk Jawa Tengah.

Dalam keterangannya, Prof. Dr. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., menyampaikan:

“KPPTI 2025 memberi ruang konsolidasi yang sangat penting. Kami hadir bersama para pimpinan PTS di Jawa Tengah untuk memastikan bahwa transformasi pendidikan tinggi—baik melalui riset berdampak, digitalisasi pembelajaran, maupun kolaborasi industri—benar-benar terimplementasi di tingkat perguruan tinggi. LLDIKTI VI siap mengorkestrasi kolaborasi dan memperkuat ekosistem inovasi agar kampus di Jawa Tengah semakin relevan, adaptif, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.” tegas Prof. Aisyah.

Kepala LLDIKTI Wilayah VI menegaskan komitmen untuk menindaklanjuti hasil-hasil KPPTI 2025 dengan langkah konkret di Jawa Tengah:

“Kami akan memastikan perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah berada di garda depan transformasi nasional melalui tata kelola yang kuat, pembelajaran digital, riset berorientasi hasil, dan kolaborasi strategis. KPPTI 2025 menjadi momentum penting untuk mempercepat langkah menuju ekosistem pendidikan tinggi yang semakin berdampak.” tutup Kepala LLDIKTI VI.