Semarang, 29 September 2025 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menjalin sinergi dengan perguruan tinggi melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Bidang Kebencanaan, yang berlangsung di Gedung H, Kantor LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Senin (29/9).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, S.Sos., M.Si., jajaran pejabat BPBD, Biro Pemerintahan, Otonomi Daerah dan Kerja Sama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta pimpinan dari 2 Perguruan Tinggi Negeri dan 23 Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Kepala BPBD Jateng menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen kerja sama antara perguruan tinggi dengan Gubernur Jawa Tengah. Melalui PKS ini, BPBD bersama perguruan tinggi akan memperkuat kolaborasi dalam penanggulangan bencana, pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Kota Tangguh Bencana (Katana), serta mengoptimalkan peran akademisi dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas langkah strategis ini. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran vital dalam penanggulangan bencana melalui Tri Dharma: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Kolaborasi ini sejalan dengan arah kebijakan Kampus Berdampak, di mana perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga terlibat langsung dalam penyelesaian persoalan nyata di masyarakat, termasuk kebencanaan,” ujarnya.
Prof. Aisyah menambahkan, kerja sama ini memiliki nilai strategis berupa:
1. Penguatan kapasitas SDM, baik mahasiswa maupun masyarakat, melalui pelatihan kebencanaan;
2. Dukungan riset berbasis data dan sains untuk rekomendasi penanggulangan bencana;
3. Pemberdayaan masyarakat agar lebih literat dan siap menghadapi potensi bencana.
Lebih lanjut, LLDIKTI Wilayah VI siap memfasilitasi, mengawal, dan mendorong perguruan tinggi agar sinergi ini berjalan efektif dan berkelanjutan. “Kami berharap PKS ini tidak berhenti pada tanda tangan saja, tetapi diwujudkan dalam program nyata yang melibatkan mahasiswa, masyarakat, dan menjadi model praktik baik (best practice) bagi daerah maupun perguruan tinggi lainnya,” imbuhnya. (Humas lldikti6)





